MIMPI.
“..Mimpi
adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia..” . Itulah sepotong
lirik lagu Nidji yang menjadi soundtrack Film Laskar Pelangi, yang
memotivasikan saya untuk terus menggapai mimpi setinggi langit agar
kita dapat menaklukan dunia.
Mimpi
atau Impian sangat berkaitan erat dengan cita-cita.
Menurut
saya cita-cita adalah impian yang diiringi oleh rencana dan tekad
yang kuat untuk mewujudkan mimpi itu. Memang, kebanyakan dari kita
mungkin lebih sering menggunakan kata impian yang terasa lebih
memberikan semangat. Namun yang harus diperhatikan adalah, iringi
dalam hati bahwa impian tersebut juga adalah cita-cita.
Jika
ditanya cita-cita, saya agak sedikit bingung menjawabnya. Karena
cita-cita saya dari SD sampai sekarang berubah-ubah, tidak konsisten.
Disini
saya akan sedikit bercerita tentang cita-cita saya yang berubah-ubah
ini .
Pertama
:
Ketika
saya duduk di bangku sekolah dasar, saya bercita-cita ingin menjadi
seorang Guru. Menurut saya, Guru adalah seseorang yang sangat berjasa
untuk kita. Gurulah yang mendidik dan mengajari kita tanpa kenal
lelah. Pada saat itu, saya berfikir jika saya menjadi guru, saya akan
mencerdaskan anak-anak bangsa agar mereka dapat meluruskan negeri ini
yang sudah berbelok.
Kedua
:
Namun
ketika saya duduk di bangku SMP, cita cita saya berubah. Saya ingin
menjadi seorang dokter. Mengapa? Mungkin pada saat itu saya berfikir
bahwa menjadi seorang dokter adalah cita-cita yang sangat mulia.
Dokter mencurahkan segala fikirannya untuk kesehatan masyarakat.
Ketiga
:
Ketika saya duduk di
bangku SMA, tepatnya di tingkat 3, saya bimbang. Pada saat inilah
saya harus sungguh-sungguh memikirkan cita-cita saya. Karena saya
harus memilih jurusan di perkuliahan sesuai dengan bakat dan
keinginan saya. Akhirnya pada saat itu saya memilih keduanya. Walau
orang tua sangat menginginkan saya untuk menjadi seorang dokter.
Pada saat Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SNMPTN, saya
memilih Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama, dan Pendidikan
Fisika menjadi pilihan kedua (Yaaa saya ingin menjadi seorang guru
fisika pada saat itu). Namun Tuhan berkehendak lain, saya gagal di
seleksi tersebut. Menurut saya, saya gagal karena saya memilih
Pendidikan Dokter di pilihan Pertama. Akhirnya saya memutuskan untuk
membuang cita-cita saya sebagai ‘Dokter’ itu. Karena untuk masuk
ke perguruan tinggi di jurusan kedokteran sangat susah sekali. Dan
pilihan kedua untuk menjadi seorang ‘Guru’ juga dibatalkan,
karena pada saat ini banyak sekali yang berminat untuk menjadi
seorang Guru. Saking banyaknya, Peluang kerja untuk menjadi Guru pun
semakin sempit.
Keempat
:
Lagi-lagi saya
mengubah cita-cita saya. Ketika saya memutuskan untuk membuang kedua
cita-cita awal saya, saya sempat berfikir untuk menjadi seorang
Industrial Engineer . Pilihan ini bermula ketika saya mendapatkan
kesempatan beasiswa dari Universitas Gunadarma. Pada saat itu saya
memilah milih jurusan yang tepat untuk saya, Dan dengar-dengar dari
teman dan kakak saya, Jurusan Teknik merupakan jurusan terbaik di
Universitas Gunadarma. Dan setelah saya menyelidiki mata kuliah dan
prospek kerja yang didapat di setiap jurusan teknik, akhirnya saya
memilih Jurusan Teknik Industri. Pilihan inilah yang menjadi
cita-cita saya saat ini, dan semoga tidak berubah-ubah lagi.
Setelah saya menemukan
cita-cita saya ini, saya harus memiliki strategi untuk sukses menjadi
Seorang Engineer. Disini saya akan berbagi kiat sukses tersebut
menurut pandangan saya dengan menjelaskan beberapa tahap.
**Tahap
I **
Untuk “menjadi”
maka pertama-tama saya harus “memikirkannya”. Kelihatannya
sederhana, tapi itu hebat. Untuk menguatkan pikiran, setiap hari saya
menyelipkan keinginan itu dalam pokok doa. Mengiringi setiap langkah
demi langkah dengan doa. Karena dengan berdoa, Allah selalu
memudahkan apa yang kita lakukan.
**Tahap
II **
Tahap realisasi dari
keyakinan dan pikiran. “Cintailah apa yang kamu kerjakan”. Dengan
kita mencintai apa yang kita kerjakan saat ini (mengemban ilmu di
jurusan teknik industri) maka ilmu yang akan didapatpun akan lebih
mudah diterimanya.
**Tahap
III **
Tahap selanjutnya
adalah FOKUS. Saya harus fokus dan berkonsentrasi penuh untuk
menyelesaikan perkuliahan secepatnya dengan nilai terbaik yang saya
mampu. Tapi saya juga tidak boleh meninggalkan sosialisasi saya
dengan orang lain, termasuk untuk berorganisasi. Untuk itu saya harus
bisa memanage waktu dengan baik. Caranya adalah dengan membuat jadwal
pribadi kegiatan saya, agar semuanya teratur. Teratur antara waktu
untuk kuliah, berorganisasi, bermain, dan istirahat.
**Tahap
IV **
Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi. Saya menargetkan untuk dapat fasih
berkomunikasi bahasa inggris. Karena semakin banyak kita mempunyai
kemampuan berkomunikasi bahasa asing maka kita akan menjadi ahli yang
hebat dibandingkan orang-orang lain. Mengapa?
Perlu disadari, bahwa
bidang saya adalah engineering, yaitu sains dan seni. Pengalaman
empiris menjadi suatu hal yang penting yang menambah wawasan. Maka
dengan menguasai bahasa asing berarti saya juga mempu memahami
pengalaman orang lain yang lebih luas.
Kemampuan
berkomunikasi juga merupakan sarana untuk beraktualisasi diri. Tanpa
bisa berkomunikasi (lisan / tulisan) maka orang lain tidak tahu siapa
kita.
**Tahap
V **
Mempraktekan ilmu dan
pengetahuan. Ini penting, meskipun secara formal kelak kita mempunyai
ijazah dan disebut sarjana teknik tetapi jika tidak pernah di
praktekkan maka kita tidak bisa mengaku diri sebagai engineer. Tanpa
pengalaman empiris maka mental engineer sulit diperoleh.
Demikianlah
cerita saya tentang Impian dan cita-cita. Semoga dengan ini saya
lebih Fokus lagi untuk meraih cita-cita saya. Amiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar