Selasa, 03 Desember 2013

Kiat Sukses Menjadi Seorang Engineer

MIMPI.

..Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia..” . Itulah sepotong lirik lagu Nidji yang menjadi soundtrack Film Laskar Pelangi, yang memotivasikan saya untuk terus menggapai mimpi setinggi langit agar kita dapat menaklukan dunia.

Mimpi atau Impian sangat berkaitan erat dengan cita-cita.

Menurut saya cita-cita adalah impian yang diiringi oleh rencana dan tekad yang kuat untuk mewujudkan mimpi itu. Memang, kebanyakan dari kita mungkin lebih sering menggunakan kata impian yang terasa lebih memberikan semangat. Namun yang harus diperhatikan adalah, iringi dalam hati bahwa impian tersebut juga adalah cita-cita.

Jika ditanya cita-cita, saya agak sedikit bingung menjawabnya. Karena cita-cita saya dari SD sampai sekarang berubah-ubah, tidak konsisten.
Disini saya akan sedikit bercerita tentang cita-cita saya yang berubah-ubah ini .

Pertama :

Ketika saya duduk di bangku sekolah dasar, saya bercita-cita ingin menjadi seorang Guru. Menurut saya, Guru adalah seseorang yang sangat berjasa untuk kita. Gurulah yang mendidik dan mengajari kita tanpa kenal lelah. Pada saat itu, saya berfikir jika saya menjadi guru, saya akan mencerdaskan anak-anak bangsa agar mereka dapat meluruskan negeri ini yang sudah berbelok.

Kedua :

Namun ketika saya duduk di bangku SMP, cita cita saya berubah. Saya ingin menjadi seorang dokter. Mengapa? Mungkin pada saat itu saya berfikir bahwa menjadi seorang dokter adalah cita-cita yang sangat mulia. Dokter mencurahkan segala fikirannya untuk kesehatan masyarakat.

Ketiga :
Ketika saya duduk di bangku SMA, tepatnya di tingkat 3, saya bimbang. Pada saat inilah saya harus sungguh-sungguh memikirkan cita-cita saya. Karena saya harus memilih jurusan di perkuliahan sesuai dengan bakat dan keinginan saya. Akhirnya pada saat itu saya memilih keduanya. Walau orang tua sangat menginginkan saya untuk menjadi seorang dokter.
Pada saat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SNMPTN, saya memilih Pendidikan Dokter sebagai pilihan pertama, dan Pendidikan Fisika menjadi pilihan kedua (Yaaa saya ingin menjadi seorang guru fisika pada saat itu). Namun Tuhan berkehendak lain, saya gagal di seleksi tersebut. Menurut saya, saya gagal karena saya memilih Pendidikan Dokter di pilihan Pertama. Akhirnya saya memutuskan untuk membuang cita-cita saya sebagai ‘Dokter’ itu. Karena untuk masuk ke perguruan tinggi di jurusan kedokteran sangat susah sekali. Dan pilihan kedua untuk menjadi seorang ‘Guru’ juga dibatalkan, karena pada saat ini banyak sekali yang berminat untuk menjadi seorang Guru. Saking banyaknya, Peluang kerja untuk menjadi Guru pun semakin sempit.

Keempat :

Lagi-lagi saya mengubah cita-cita saya. Ketika saya memutuskan untuk membuang kedua cita-cita awal saya, saya sempat berfikir untuk menjadi seorang Industrial Engineer . Pilihan ini bermula ketika saya mendapatkan kesempatan beasiswa dari Universitas Gunadarma. Pada saat itu saya memilah milih jurusan yang tepat untuk saya, Dan dengar-dengar dari teman dan kakak saya, Jurusan Teknik merupakan jurusan terbaik di Universitas Gunadarma. Dan setelah saya menyelidiki mata kuliah dan prospek kerja yang didapat di setiap jurusan teknik, akhirnya saya memilih Jurusan Teknik Industri. Pilihan inilah yang menjadi cita-cita saya saat ini, dan semoga tidak berubah-ubah lagi.
Setelah saya menemukan cita-cita saya ini, saya harus memiliki strategi untuk sukses menjadi Seorang Engineer. Disini saya akan berbagi kiat sukses tersebut menurut pandangan saya dengan menjelaskan beberapa tahap.

**Tahap I **
Untuk “menjadi” maka pertama-tama saya harus “memikirkannya”. Kelihatannya sederhana, tapi itu hebat. Untuk menguatkan pikiran, setiap hari saya menyelipkan keinginan itu dalam pokok doa. Mengiringi setiap langkah demi langkah dengan doa. Karena dengan berdoa, Allah selalu memudahkan apa yang kita lakukan.

**Tahap II **
Tahap realisasi dari keyakinan dan pikiran. “Cintailah apa yang kamu kerjakan”. Dengan kita mencintai apa yang kita kerjakan saat ini (mengemban ilmu di jurusan teknik industri) maka ilmu yang akan didapatpun akan lebih mudah diterimanya.

**Tahap III **
Tahap selanjutnya adalah FOKUS. Saya harus fokus dan berkonsentrasi penuh untuk menyelesaikan perkuliahan secepatnya dengan nilai terbaik yang saya mampu. Tapi saya juga tidak boleh meninggalkan sosialisasi saya dengan orang lain, termasuk untuk berorganisasi. Untuk itu saya harus bisa memanage waktu dengan baik. Caranya adalah dengan membuat jadwal pribadi kegiatan saya, agar semuanya teratur. Teratur antara waktu untuk kuliah, berorganisasi, bermain, dan istirahat.

**Tahap IV **
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Saya menargetkan untuk dapat fasih berkomunikasi bahasa inggris. Karena semakin banyak kita mempunyai kemampuan berkomunikasi bahasa asing maka kita akan menjadi ahli yang hebat dibandingkan orang-orang lain. Mengapa?
Perlu disadari, bahwa bidang saya adalah engineering, yaitu sains dan seni. Pengalaman empiris menjadi suatu hal yang penting yang menambah wawasan. Maka dengan menguasai bahasa asing berarti saya juga mempu memahami pengalaman orang lain yang lebih luas.
Kemampuan berkomunikasi juga merupakan sarana untuk beraktualisasi diri. Tanpa bisa berkomunikasi (lisan / tulisan) maka orang lain tidak tahu siapa kita.

**Tahap V **
Mempraktekan ilmu dan pengetahuan. Ini penting, meskipun secara formal kelak kita mempunyai ijazah dan disebut sarjana teknik tetapi jika tidak pernah di praktekkan maka kita tidak bisa mengaku diri sebagai engineer. Tanpa pengalaman empiris maka mental engineer sulit diperoleh.

Demikianlah cerita saya tentang Impian dan cita-cita. Semoga dengan ini saya lebih Fokus lagi untuk meraih cita-cita saya. Amiin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar