Keseriusan Jakarta Eye
Center (JEC) membangun rumah sakit mata berkualitas, diwujudkan pada rumah
sakit terbarunya pada lahan 6000 meter persegi di kedoya, Jakarta Barat. Rumah
sakit mata terbesar dan tercanggih di Indonesia, juga berkonsep ramah
lingkungan, sesuai visi JEC untuk selalu membangun gedung yang hemat energi. Setelah meresmikan
tiang pancang pertamanya awal tahun lalu, pada Selasa (1/2/) JEC melalui
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Dr.Ratna Rosita, meresmikan topping
off rumah sakit mata berbintang lima dengan fasilitas modern dan berkelas
internasional ini. “Peningkatan kualitas di segala bidang pelayanan kesehatan
mata JEC perlu diikuti rumah sakit lain, agar masyarakat dapat memilih layanan
kesehatan di dalam negeri daripada ke luar negeri,” kata Ratna Rosita. “Kami menerapkan
standar internasional dalam segala aspek dan fasilitas yang telah memenuhi
standar Joint Commission International. JEC akan memberikan yang terbaik, prima
sekaligus terjangkau,” kata Direktur Utama JEC, Prof Dr Istiantoro, SPM. JEC
Kedoya akan mulai melayani pasien pada akhir 2011.
Promosi kesehatan dan
pencegahan kebutaan perlu terus diupayakan dan ditingkatkan. Sebab, 70
persen bahkan lebih kebutaan itu dapat dicegah. Demikian disampaikan
Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi saat meresmikan Rumah Sakit Mata
Jakarta Eye Center @ Kedoya, Sabtu (2/2/2013), di Jakarta.
Peresmian RS Mata Jakarta
Eye Center (JEC) @ Kedoya bertepatan dengan hari ulang tahun ke-29 JEC
(1984-2013). Acara tersebut dihadiri Sekretaris Jenderal Kemenkes RI
Supriyantoro, Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Akmal
Taher, Direktur Utama RS Mata Cicendo Bandung Hikmat Wangsaatmadja,
Ketua Umum Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Nila F
Moeloek, Pendiri Gerakan Mata Hati Panji Wisaksana, serta para delegasi
ASEAN Association of Eye Hospital dari Singapura, Malaysia, Thailand,
dan Vietnam.
Nafsiah mengatakan,
kebutaan masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Diperkirakan
1,5 persen penduduk Indonesia, sekitar 3,6 juta mengalami kebutaan.
Penyebab utama kebutaan adalah katarak, glaukoma, kelainan refraksi,
gangguan retina, kelainan kornea, dan penyakit lain yang berhubungan
dengan usia lanjut. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2011
menunjukkan bahwa jumlah pasien rawat jalan untuk penyakit mata adalah
672.168 orang. Berdasarkan data tersebut, dilaporkan pula jumlah
gangguan refraksi sebanyak 198.036, katarak 94.582, dan glaukoma
25.176. Sementara itu, data tahun sebelumnya, SIRS 2010 menunjukkan,
penyakit mata termasuk 10 penyakit dengan kunjungan rawat jalan
terbanyak di rumah sakit. "Yang paling banyak dilaporkan adalah gangguan
refraksi dan akomodasi," kata Nafsiah.
Berikut adalah foto saat RS Mata JEC menangani pasiennya.
Nafsiah pun
mengapresiasi kehadiran RS Mata JEC @ Kedoya sebagai salah satu rumah
sakit mata yang memiliki teknologi mutakhir di Indonesia. Rumah sakit
mata yang beroperasi sejak 2 April 2012 tersebut sudah melayani sekitar
50.000 pasien rawat jalan dengan 10-15 persen di antaranya menjalani
tindakan operasi mata. "Dengan makin meningkatnya harapan
hidup, makin menuanya penduduk Indonesia, juga karena berbagai polusi,
perubahan gaya hidup, berbagai penyakit, seperti diabetes, AIDS, dan
sebagainya, memang dibutuhkan suatu center excellent dalam kesehatan mata," tuturnya. Nafsiah
pun berharap pihak rumah sakit memberikan pelayanan terbaik kepada
semua masyarakat, terutama masyarakat yang tidak bisa datang ke Jakarta.
Selain itu, pihak rumah sakit diharapkan terus melakukan upaya promosi
kesehatan dan pencegahan kebutaan.
Direktur Utama JEC @ Kedoya
Darwan M Purba mengatakan, tindakan promosi kesehatan dan pencegahan
kebutaan bagi masyarakat sudah dilakukan melalui berbagai kegiatan
seminar. "Melalui seminar-seminar itu masyarakat diberitahu bagaimana
harus menjaga kesehatan mata," katanya. Kontribusi JEC pada
masyarakat juga diwujudkan dalam bentuk kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) berupa operasi katarak gratis. Kegiatan CSR operasi
katarak gratis dilakukan bekerjasama dengan berbagai organisasi, seperti
Gerakan Mata Hati. Setiap tahun JEC menjalankan 2-3 kali
aktivitas CSR operasi katarak gratis dengan jumlah 50-100 penderita per
kegiatan. Menurut Purba, kegiatan CSR operasi katarak gratis sudah
dilangsungkan sejak JEC berdiri. "Ini menjadi bagian dari komitmen
perusahaan untuk membantu program pemerintah memerangi kebutaan di
Indonesia yang masih sangat memprihatinkan," ungkapnya.
Sumber :
- Majalah Tempo, 25 September 2011
- http://nasional.kompas.com/read/2013/02/02/22403595/Pencegahan.Kebutaan.Perlu.Terus.Diupayakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar