Minggu, 02 November 2014

Budaya Kerokan Saat Masuk Angin



Badan meriang, kepala pusing merupakan beberapa tanda bahwa tubuh sedang masuk angin. Dan jika bicara masuk angin, sepertinya identik dengan kerokan. Meski ada pengobatan modern, hingga kini orang Indonesia,  tetap akrab dengan kerokan saat merasa tidak enak badan.  Aktivitas “primitif” warisan leluhur. Kerokan atau kerikan adalah pengobatan sederhana yang sudah di percaya selama berabad-abad oleh nenek moyang.

Tapi jangan salah, ternyata kegiatan kerokan ini juga di kenal di beberapa negara, tentunya dengan nama yang berbeda. Negara Vietnam menyebutnya Cao Giodi. Kamboja memanggilnya Goh Kyol. Sementara di China sendiri metode kerokan sangat popular dengan sebutan Gua Sua. Yang membedakannya, di China menggunakan batu giok sebagai alat kerok-nya.
http://i1113.photobucket.com/albums/k501/lastpenk/kerokan-1.jpg


Banyak orang berpendapat bahwa warna merah yang timbul pada kulit setelah kerokan merupakan pertanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi masuk angin. Jadi indikatornya, jika warna semakin merah maka angin yang berdiam dalam tubuh juga banyak.

Namun apakah teori tersebut benar? tentu saja tidak, warna merah yang muncul dari efek kerokan karena permukaan bawah kulit yang pecah. Sehingga meninggalkan efek merah di tempat yang di kerok. Untuk membuktikannya, cobalah kerok badan orang sehat, maka lapisan kulit yang di kerok pasti akan memerah.

Secara medis kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup (vasokontiksi) menjadi semakin lebar (vasaditilasi). Kerokan, tidak berbahaya selama tidak menjadi kebutuhan primer. Yang berbahaya apabila budaya kerokan di lakukan secara terus menerus, karena hal tersebut bisa berakibat pecahnya pembuluh darah halus dan kecil dalam jumlah banyak.

Lain halnya jika di lakukan dengan tahap normal, kerokan bisa membuat penderita merasa nyaman karena telah melepas hormon beta endofin. Secara ilmiah, praktek yang sangat sederhana ini terbukti telah mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga).

Masuk angin memang bukan gejala penyakit yang berbahaya, namun jika frekuensinya sering, alangkah baiknya di lakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Karena ada beberapa penyakit organ lainnya yang di tandai dengan seringnya tubuh masuk angin.

Nah, sekarang mari kita bahas mengenai apa saja yang perlu di persiapkan sebelum kerokan.
1.      Siapkan balsam atau minyak kayu putih. Atau zat lainnya yang berfungsi sebagai penghangat. Karena prinsipnya kerokan adalah upaya untuk meningkatkan temperatur dan energy pada daerah tubuh yang di kerok. Pada jaman dulu, seringkali zat yang di pakai adalah minyak tanah. Namun di jaman sekarang lebih mudah mendapatkan balsam daripada minyak tanah. Selain harganya mahal, minyak tanah sekarang sudah termasuk barang langka. (kecuali mau susah payah untuk ngantri..hehehe).
Khusus anak bayi atau balita, sebaiknya kerokan menggunakan irisan bawang merah yang di campur dengan minyak kayu putih / telon.
2.      Sebagai alat untuk kerokan, lebih baik gunakan uang logam limaratus rupiah lama, atau uang koin emas limaratus. Mengapa harus uang limaratus ? karena bentuknya yang pipih bisa mengurangi rasa sakit. Hindari menggunakan uang koin yang mempunyai sisi tajam karena bisa membuat penderita merasa kesakitan.
http://i1113.photobucket.com/albums/k501/lastpenk/kerokanbalsem.jpg
3.      Kain lap atau tissue. Jika sedang kerokan, tidak bisa di pungkiri, secara tidak langsung, akan ada kotoran-kotoran yang rontok menyerupai daki. Nah kain lap atau tissue ini berfungsi untuk membersihkan area kerokan dan alat kerokannya.

Namun kerokan juga dapat berbahaya pada wanita hamil bisa memacu kelahiran secara prematur.  Sebab langkah ini akan merangsang kontraksi dini. Hal ini karena reaksi inflamasi tubuh yang dilepaskan mediator anti inflamasi serta zat yang dikeluarkan tubuh dengan istilah cytokines (sel yang memperkuat sistem kekebalan tubuh saat virus memasuki badan). Zat itu akan memicu pelepasan prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan kontraksi pada rahim. Bila dilakukan pada ibu hamil dikhawatirkan bisa terjadi persalinan dini/pres term. Jadi, dikerok di daerah atau bagian tubuh mana saja, reaksinya sama yakni akan terjadi efek lokal dengan manifestasi sistemik.

Demikianlah sedikit ulasan mengenai kerokan. Pengobatan alternatif yang masih di gemari masyarakat modern. Termasuk saya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar