Badan meriang,
kepala pusing merupakan beberapa tanda bahwa tubuh sedang masuk angin. Dan jika
bicara masuk angin, sepertinya identik dengan kerokan. Meski ada pengobatan
modern, hingga kini orang Indonesia, tetap akrab dengan kerokan saat merasa tidak
enak badan. Aktivitas “primitif” warisan
leluhur. Kerokan atau kerikan adalah pengobatan sederhana yang sudah di percaya
selama berabad-abad oleh nenek moyang.
Tapi jangan
salah, ternyata kegiatan kerokan ini juga di kenal di beberapa negara, tentunya
dengan nama yang berbeda. Negara Vietnam menyebutnya Cao Giodi. Kamboja
memanggilnya Goh Kyol. Sementara di China sendiri metode kerokan sangat popular
dengan sebutan Gua Sua. Yang membedakannya, di China menggunakan batu giok
sebagai alat kerok-nya.
![http://i1113.photobucket.com/albums/k501/lastpenk/kerokan-1.jpg](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg)
Banyak orang berpendapat bahwa warna merah yang timbul pada kulit setelah kerokan merupakan pertanda bahwa tubuh sedang dalam kondisi masuk angin. Jadi indikatornya, jika warna semakin merah maka angin yang berdiam dalam tubuh juga banyak.
Namun apakah
teori tersebut benar? tentu saja tidak, warna merah yang muncul dari efek
kerokan karena permukaan bawah kulit yang pecah. Sehingga meninggalkan efek
merah di tempat yang di kerok. Untuk membuktikannya, cobalah kerok badan orang
sehat, maka lapisan kulit yang di kerok pasti akan memerah.
Secara medis
kerokan adalah salah satu metode memperlebar pembuluh darah tepi yang menutup
(vasokontiksi) menjadi semakin lebar (vasaditilasi). Kerokan, tidak berbahaya
selama tidak menjadi kebutuhan primer. Yang berbahaya apabila budaya kerokan di
lakukan secara terus menerus, karena hal tersebut bisa berakibat pecahnya
pembuluh darah halus dan kecil dalam jumlah banyak.
Lain halnya jika
di lakukan dengan tahap normal, kerokan bisa membuat penderita merasa nyaman
karena telah melepas hormon beta endofin. Secara ilmiah, praktek yang sangat
sederhana ini terbukti telah mampu mengobati gejala masuk angin atau sindroma
dingin yang memiliki gejala nyeri otot (mialga).
Masuk angin
memang bukan gejala penyakit yang berbahaya, namun jika frekuensinya sering,
alangkah baiknya di lakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Karena ada beberapa
penyakit organ lainnya yang di tandai dengan seringnya tubuh masuk angin.
Nah, sekarang
mari kita bahas mengenai apa saja yang perlu di persiapkan sebelum kerokan.
1. Siapkan
balsam atau minyak kayu putih. Atau zat lainnya yang berfungsi sebagai
penghangat. Karena prinsipnya kerokan adalah upaya untuk meningkatkan
temperatur dan energy pada daerah tubuh yang di kerok. Pada jaman dulu,
seringkali zat yang di pakai adalah minyak tanah. Namun di jaman sekarang lebih
mudah mendapatkan balsam daripada minyak tanah. Selain harganya mahal, minyak
tanah sekarang sudah termasuk barang langka. (kecuali mau susah payah untuk
ngantri..hehehe).
Khusus
anak bayi atau balita, sebaiknya kerokan menggunakan irisan bawang merah yang
di campur dengan minyak kayu putih / telon.
2. Sebagai alat
untuk kerokan, lebih baik gunakan uang logam limaratus rupiah lama, atau uang
koin emas limaratus. Mengapa harus uang limaratus ? karena bentuknya yang pipih
bisa mengurangi rasa sakit. Hindari menggunakan uang koin yang mempunyai sisi
tajam karena bisa membuat penderita merasa kesakitan.
![http://i1113.photobucket.com/albums/k501/lastpenk/kerokanbalsem.jpg](file:///C:\Users\HP\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg)
3. Kain lap atau
tissue. Jika sedang kerokan, tidak bisa di pungkiri, secara tidak langsung,
akan ada kotoran-kotoran yang rontok menyerupai daki. Nah kain lap atau tissue
ini berfungsi untuk membersihkan area kerokan dan alat kerokannya.
Namun kerokan
juga dapat berbahaya pada wanita hamil bisa memacu kelahiran secara prematur. Sebab langkah ini akan merangsang kontraksi
dini. Hal ini karena reaksi inflamasi tubuh yang dilepaskan mediator anti
inflamasi serta zat yang dikeluarkan tubuh dengan istilah cytokines (sel yang
memperkuat sistem kekebalan tubuh saat virus memasuki badan). Zat itu akan
memicu pelepasan prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan kontraksi pada
rahim. Bila dilakukan pada ibu hamil dikhawatirkan bisa terjadi persalinan
dini/pres term. Jadi, dikerok di daerah atau bagian tubuh mana saja, reaksinya
sama yakni akan terjadi efek lokal dengan manifestasi sistemik.
Demikianlah
sedikit ulasan mengenai kerokan. Pengobatan alternatif yang masih di gemari
masyarakat modern. Termasuk saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar