Sabtu, 01 November 2014

Siaran Televisi yang Tidak Mendidik

Pesatnya perkembangan teknologi di era saat ini cukup menimbulkan dampak besar bagi kehidupan manusia. Banyaknya teknologi-teknologi canggih yang tercipta memang sangat membantu pekerjaan manusia. Mulai dari yang ringan sampai yang berat sekalipun dapat diselesaikan dengan teknologi. Di Indonesia sendiri, teknologi-teknologi canggih banyak didatangkan oleh perusahaan pengimpor baik itu dari Jepang, Cina, Taiwan dan negara lainnya. Dan boleh dikatakan, Indonesia sudah kecanduan akan impor barang teknologi.



Salah satu teknologi yang setiap hari dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah media televisi. Baik anak-anak, remaja, maupun dewasa tak luput dari apa yang dinamakan media televisi. Sampai saat ini, banyak sekali acara-acara yang tersedia dari berbagai perusahaan pertelevisian di Indonesia. Memang, menonton televisi dapat mengusir bosan akibat dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan. Tetapi, media televisi apakah mendidik atau justru sebaliknya membodohkan? Karena konsumen media televisi juga termasuk siswa dan mahasiswa, yang sejatinya adalah generasi bagi kemajuan negara ini. Maka, sudah sepantasnya permasalahan ini kita ulas.


Kita tahu bahwa acara televisi saat ini sangat sedikit atau bahkan tidak ada unsur pendidikan. Sebagai contoh sinetron, adakah pesan moral yang disampaikan? Kebanyakan sinetron berceritakan tentang percintaan remaja masa kini. Lantas, apa yang diharapkan dari sinetron? Apakah supaya remaja-remaja di Indonesia menjadi gila cinta, pacaran, atau bahkan seks bebas. Apakah begitu? Karena memang pengaruh sinetron sangat besar terhadap perilaku saat ini. Mereka cenderung lebih awal mengenal kata cinta. Bahkan, ada berita anak sekolah dasar nekat bunuh diri hanya karena cintanya ditolak. Bukankah hal itu sangat miris? Seorang anak yang sejatinya harus belajar untuk masa depannya, tetapi hilang semua masa depannya gara-gara cinta. Begitu juga acara gosip selebriti, ini juga merupakan tayangan yang tidak mendidik. Justru menayangkan keburukan-keburukan orang lain. Dan masih banyak sekali acara-acara saat ini yang kurang mendidik.


Di sisi lain, ada juga acara-acara televisi yang bermanfaat seperti Ranking 1, Who Wants to be a Millionaire, Kick Andy, Mario Teguh the Golden Ways, On the Spot, berbagai acara dakwah agama dan lain sebagainya. Acara yang demikian itu lebih pantas disuguhkan untuk masyarakat di Indonesia karena manfaatnya yang sangat mendidik. Dari acara-acara tersebut dapat kita dapatkan pengetahuan-pengetahuan baru yang sebelumnya tidak kita ketahui. Daripada menonton acara yang tidak ada manfaatnya sama sekali.

Lantas, apa peran pemerintah saat ini dalam mengontrol acara-acara yang disiarkan di Indonesia? Bukan bermaksud meragukan kinerja pemerintah, tetapi pada kenyataannya tayangan berkualitas pada saat ini sudah mulai berkurang, bahkan acara tentang budaya-budaya Indonesia tampaknya sudah terlupakan. Kalau negeri tetangga mengklaim budaya kita saja baru ramai membicarakan budaya.


Kesimpulannya, tayangan-tayangan yang disuguhkan di Indonesia banyak yang kurang mendidik. Jadi, kita harus pintar dalam memfilter tayangan yang kita tonton. Semoga saja pemerintah kita bisa lebih kritis dalam menyelesaikan masalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar