Sabtu, 23 November 2013

DEMO PARA PEKERJA


Ditengah kepadatan jadwal kuliah, beberapa hari yang lalu saya menyempatkan waktu  untuk pulang ke kampung halaman saya yang berada di Cikampek. Selama disana saya menghabiskan waktu untuk jalan-jalan, melihat keadaan sekitar setelah lama saya tak jumpai.
Ketika saya melintasi beberapa daerah dari Cikampek menuju Karawang, terjadi kemacetan cukup panjang karena aksi unjuk rasa yang terus menerus dilakukan. Memang Beberapa hari terakhir, hampir seluruh pekerja di Indonesia sibuk berunjuk rasa untuk kenaikan gaji mereka, salah satunya di Kabupaten Karawang. Inilah gambar yang dapat saya ambil dari unjuk rasa tersebut.


Sudah 3 hari terakhir Mereka meminta kenaikan UKM sebesar 50% atau setara dengan 3,2 juta kepada perusahaan tempat mereka bekerja. Namun sepertinya usaha para pekerja ini tidak akan berhasil, malah terjadi sebaliknya, aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para pekerja akan mengakibatkan menurunnya iklim investasi daerah, kata serketaris Asosiasi Pengusaha Indonesia setempat Puji Isyanto.
Selain itu, para pekerja juga mengancam akan mogok kerja jika permintaannya tidak dipenuhi. Hal ini tentu tidak akan kondusif untuk perusahaan dan investasi daerah karena sudah jelas jika para pekerja mogok maka tidak ada kegiatan produksi itu artinya tidak ada pendapatan untuk perusahaan atau perusahaan mengalami kerugian dan tentu saja ini berimbas pada investasi daerah.
Hal ini harus di kritisi oleh para pekerja, jika mereka mogok dan terus menerus berunjuk rasa maka mereka juga yang akan rugi dan terancam tidak memiliki pekerjaan jika perusahaan memilih hengkang dari daerah Karawang karena tidak lagi kondusif  dan memilih daerah yang lain untuk kegiatan ini. Itu artinya sebagian pekerja yang merupakan warga setempat akan kehilangan pekerjaan dan menjadi pengangguran.
Menurut Puji Isyanto berdasarkan data yang dimiliki, pada tahun 2012 tercatat 39 perusahaan di Karawang yang keberatan dengan adanya kenaikan UKM. Secara resmi ke-39 perusahaan ini mengajukan penangguhan kepada pemerintah setempat mengenai hal tersebut. Mungkin para pekerja berpikir bahwa gaji yang mereka dapatkan saat ini itu tidak cukup untuk kebutuhan hidupnya tetapi para pekerja juga harus mengkritisi, setiap perusahaan pasti akan membayar sesuai dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan keahlian setiap individunya, tidak mungkin untuk disama ratakan. Para pekerja juga harus mengkritisi mengenai jenjang pendidikan mereka, menurut beberapa kabar yang beredar pekerja di Kabupaten Karawang merupakan lulusan SMP dan SMA, tetapi para pekerja ini menginginkan upah yang sama seperti orang yang mengenyam pendidikan sampai Sarjana. Apakah ini wajar?
Jika di bandingkan dengan guru honorer di sekolah-sekolah yang hanya di gaji sekian ratus ribu perbulan saja tidak sampai berunjuk rasa, padahal tingkat pendidikan rata-ratanya adalah sarjana (S1) dan tingkat kelelahan memberi jasa mereka kepada masyarakat pun sama seperti para pekerja yang sibuk berunjuk rasa disana. Bukankan lebih baik untuk menerima apa yang sudah diperoleh dari pada sibuk berunjuk rasa yang berdampak pada kerugian kelak? Setidaknya dengan gaji yang menurut para pekerja dirasa kurang itu masih bisa memenuhi kebutuhan hidupnya daripada menjadi pengangguran tidak mendapat penghasilan tetapi kebutuhan masih tetap berjalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar