Sabtu, 23 November 2013

WASPADA KERETA API



Tulisan ini saya tulis sebagai respon atas musibah yang dialami oleh Eri Puspita Sari, teman saya yang laptopnya hilang saat naik kereta api eksekutif Argo Lawu dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Solo pada 3 tahun yang lalu. Padahal laptop diletakan di tas yang isinya dicampur baju kotor bukan di tas bawaan laptop tersebut agar tidak mencolok. Tas tersebut diletakan di atas kabin tepat di atas beliau. Namun setelah sampai di stasiun tujuan, laptop tersebut hilang. Laptop tersebut berganti menjadi kertas HVS A4 satu rim.
Karena kejadian itu Eri sampai pernah mengatakan kepada saya dan teman-teman “JANGAN NAIK KERETA API”. Sebagai pelanggan setia kereta api saya menyesalkan perkataannya di atas karena seolah-olah kereta api sangat tidak aman bagi penumpangnya. Dimana pun kita pasti akan menghadapi segala kemungkinan yang terkadang sangat merugikan. Terlebih di fasilitas-fasilitas umum yang banyak orang seperti kereta api, di mana orang baik-baik dengan orang jahat sulit dibedakan. Sudah rahasia umum bahwa di kereta api sering terjadi tindakan kriminal seperti pencopetan, penodongan, pemalakan, penjambretan dan pencurian. Kejadian kehilangan laptop ini bukan pertama kalinya. Beberapa tahun lalu, seorang penumpang kereta api eksekutif tujuan Senen -Surabaya kehilangan laptop beserta tasnya yang diletakan di kabin tepat di atas tempat duduknya. Dan masih banyak kasus-kasus kehilangan yang lain. Inilah salah satu contoh gambar ilustrasi pencopetan di dalam kereta api yang dengan mudahnya pencopet mengambil barang dari saku korban tanpa korban menyadarinya.


Namun apakah dengan kondisi-kondisi di atas kita harus fobia terhadap kereta api? Bagaimanapun kereta api memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang tidak dimiliki oleh moda transportasi yang lain.
Dugaan saya Kebanyakan penumpang kereta api eksekutif lengah terhadap kondisi dalam kereta yang nyaman, tingkat kewaspadaanpun menurun karena menganggap semua penumpang adalah orang-orang yang berkelas dan tidak mungkin seorang copet berkeliaran di dalam kereta. Anggapan ini SALAH karena bagaimanapun penjahat akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Penjahat tersebut mungkin rela mengorbankan harga tiket kereta eksekutif yang 3 tahun lalu  seharga 300 ribuan demi mendapatkan sebuah laptop seharga jutaan rupiah, andai kata ia gagalpun tidak apa sambil merasakan nikmatnya pulang kampung dengan kereta yang nyaman. Selain itu selama naik kereta api, saya mencermati bahwa kepedulian penumpang eksekutif terhadap penumpang lainnya lebih rendah daripada kepedulian penumpang kereta bisnis dan ekonomi. Saya tidak tau penyebabnya, tetapi saya betul-betul merasakannya. Saya ingat betul tentang kisah pencopet di kereta api ekonomi yang di hajar oleh para penumpangnya kemudian sang pencopet yang malang ini dilempar ke luar gerbong saat kereta melaju kencang. Naaah mungkin pencopet ini akan berpikir 2 kali untuk melakukan pencopetan di kelas ekonomi, apakah para penumpang KA Eksekutif berani melakukan hal demikian??
Sedikit Tips Untuk Penumpang KA (Berdasarkan Pengalaman Pribadi)
Sampai saat ini alhamdulillah saya belum pernah kehilangan apapun saat di kereta api karena melakukan hal berikut:

  1. Letakkan barang-barang berharga di tas tersendiri, seperti laptop dan lain-lain, biasanya kalau saya tas ransel. Kemudian jangan meletakan tas ini di kabin, dipangku saja atau letakan di bawah kaki.
  2. Jangan meletakan laptop di tas yang ada logo merek laptop tersebut.
  3. Jika meletakan barang di kabin, jangan di atas tempat duduk kita. Jika saya misalnya duduk di sisi kanan, maka barang akan saya letakan di kabin sisi kiri dengan posisi agak depan dari tempat saya, supaya saya dapat memantau barang itu tanpa kebanyakan noleh. Jika di simpan di kabin, di atas tempat duduk kita, kemungkinan penjahat akan melakukan aksinya dari belakang, dan ini sama sekali tidak di ketahui oleh kita.
  4. Jangan bawa barang terlalu banyak
  5. Usahakan tidak sendirian dalam berpergian, kalaupun sendirian ajaklah orang di sekitar untuk mengobrol, yaaa agar saling menjaga.
  6. Tetap waspada saja jangan kebanyakan tidur.

Nah intinya, kejahatan bukan hanya terjadi karena ada niat tapi juga karena ada kesempatan.  Bahkan kebutuhan.  Atau eksistensi diri seorang pencopet.  Jadi mari kita saling mengingatkan untuk selalu berhati-hati di mana pun kita berada.  Waspadalah!  Waspadalah!  Waspadalah! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar